Ini Peran Sosok B, Jenderal Purnawirawan Bintang 4 Polri yang Diduga Ikut 'Main' di Kasus Korupsi Timah
Jumat 31-05-2024,02:00 WIB
Reporter: Risto Risanto|
Editor: Risto Risanto
Terungkap Peran Jenderal Purnawirawan Bintang 4 Polri yang Diduga Ikut 'Main' di Kasus Timah---Dok. Istimewa
BACA JUGA:Gawat, Pengendara Fortuner Buang Barbuk Pelat TNI Palsu Disuruh Kakaknya yang Purnawirawan
Informasi mengenai sosok purnawirawan bintang empat pertama kali diungkap oleh Sekretaris Pendiri Indonesia Audit Watch (IAW), Iskandar Sitorus. Namun, Iskandar tidak memberikan detail lebih lanjut mengenai identitas sosok tersebut.
Menurut Iskandar, sosok bintang empat yang dimaksud adalah pensiunan aparat berseragam, yang pangkatnya merujuk pada Jenderal dalam institusi kemiliteran dan kepolisian. Sosok ini diduga menjadi pelaku praktik korupsi terkait pertambangan timah.
Iskandar mengungkapkan bahwa korupsi ini pasti mendapat dukungan dari pihak lain, yang memiliki pengaruh, kewenangan, serta kekuasaan dalam berbagai hal, termasuk pertahanan.
"Mereka berseragam dengan pangkat yang tinggi, bahkan bisa mencapai hingga bintang empat, tiga, atau dua. Sejak tahun 2015, telah tercium adanya keterlibatan oknum dari kepolisian, angkatan laut, serta bea cukai yang berkolaborasi untuk melancarkan aksi pencurian ini," ujar Iskandar dalam wawancara yang dikutip dari siaran YouTube Uya Kuta TV pada tanggal 16 April 2024.
BACA JUGA:Jubir Hingga Orang Dekat Jusuf Kalla Tolak Gabung Timnas AMIN, Sejumlah Purnawirawan Jenderal TNI-Polri Siap Menangkan Anies-Imin
Peristiwa ini mengekspos adanya potensi kerja sama antara beberapa oknum kepolisian yang seharusnya menjaga keamanan dan ketertiban negara, namun malah terlibat dalam praktik korupsi dan penguntitan terhadap pejabat negara.
Hal ini menimbulkan keprihatinan dalam masyarakat terkait kredibilitas dan integritas aparat penegak hukum serta militer.
Sebelumnya Febrie mengungkapkan pengakuan dirinya mengetahui adanya isu beredar tentang sosok eks jendereal terlibat di dalam kasus PT Timah.
Dia pun menjelaskan pihaknya masih mendalami kasus korupsi PT Timah dengan berdasarkan alat bukti yang ada.
BACA JUGA:Wujud Kemandirian Energi, Pertamina Bangga Jadi Tuan Rumah Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila 2024
"Saya lihat banyak di medsos beredar si A, si B ini terlibat, tetapi ukuran kita tentunya dari alat bukti yang diperoleh,” jelasnya.
Disampaikan oleh Febrie, pihaknya dalam mengungkap kasus ini juga dibantu oleh PPATK.
"TPPU yang terjadi kita pelajari betul siapa yang terima dari hasil kejahatan itu semua dan kita lakukan dengan secermat mungkin,” tambahnya.
"Jika ada bukti soal dugaan keterlibatan jenderal Purnawiran maka Jaksa Penuntut Umum (JPU) tentu akan membuat usulan surat untuk penetapan tersangka,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Ini Peran Sosok B, Jenderal Purnawirawan Bintang 4 Polri yang Diduga Ikut 'Main' di Kasus Korupsi Timah
Jumat 31-05-2024,02:00 WIB
Reporter: Risto Risanto|
Editor: Risto Risanto
Terungkap Peran Jenderal Purnawirawan Bintang 4 Polri yang Diduga Ikut 'Main' di Kasus Timah---Dok. Istimewa
JAKARTA, DISWAY.ID - Telah terungkap peran asli dari jenderal Purnawirawan Bintang 4 Polri yang diduga ikut 'main' di Kasus Tambang Timah dan Nikel.
Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkap fakta adanya peristiwa 'penguntitan' terhadap Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung Febrie Ardiansyah.
Febrie Ardiansyah disebut diuntit oleh dua orang anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.
Keduanya memata-matai Febrie Ardiansyah ketika berada di sebuah restoran Perancis di kawasan Cipete, Jakarta Selatan pada Minggu, 19 Mei 2024.
BACA JUGA:Sosok Jenderal Purnawirawan Polri yang Diduga Terlibat Kasus Dugaan Korupsi PT Timah Tidak Hanya Satu, NCW: Satu Lagi Inisialnya T
Diketahui kabarnya Febrie Ardiansyah sampai diikuti dan diamati gerak-geriknya oleh dua orang tersebut sampai direkam.
Sosok eks jenderal inisal B ini isunya diduga berperan sebagai 'bekingan' dalam kasus korupsi timah senilai Rp 271 triliun mulai mencuat.
Dugaan sementara sosok purnawirawan jenderal bintang 4 Polri ini merupakan bekingan kasus korupsi tersebut.
Isu yang beredar luas eks jenderal ini merupakan bekingan atau berperan sebagai pelindung korupsi di PT Timah.
BACA JUGA:Kejagung Buka Suara Soal Sosok Jenderal Purnawirawan Polri yang Diduga Terlibat Kasus Dugaan Korupsi PT Timah
Eks Jenderal itu disebut-sebut punya peran sebagai pelindung megakorupsi ini.
Meski demikian sampai dengan saat ini sosok jenderal berinisial B itu masih menjadi sebuah misteri yang sulit terungkap.
Kasus dugaan penguntitan terhadap Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung, Febrie Adriansyah, merupakan peristiwa terbaru yang menghebohkan.
Diduga oknum anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri terlibat dalam penguntitan ini dengan sengaja.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Aiptu Maman, tinggal di Kelurahan Unyur, Kota Serang, Banten, mengurus empat anak yatim piatu sejak kecil hingga dewasa, bahkan salah satunya sudah ada yang menikah.
Nuansa haru yang menyelimuti Mapolres segera saja menguap dan berganti suasana riang ketika para purnawirawan polisi itu diminta untuk naik becak hias.
Meski demikian, Tito berharap kritikan purnawirawan terhadap institusi tidak diumbar.
Acara pelepasan purnawirawan polisi sudah kali ketiga diadakan di Polrestabes Surabaya, Jawa Timur.
Liputan6.com, Jakarta Bareskrim Polri mengklarifikasi beragam informasi liar seputar bos judi online inisial T yang disebut Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani.
Salah-satu yang ramai dibahas di media sosial inisial T dikait-kaitkan dengan pengusaha Tommy Hermawan Lo, anak pengusaha properti kelas kakap, Jerry Hermawan Lo.
"Oh enggak bener (Tommy Hermawan Lo)," kata Dirtipidum Bareskrim Polri, Brigjen Polisi Djuhandhani Rahardjo Puro saat ditanya awak media, Senin (5/8/2024).
Sebab, kata Djuhandhani, bos judi online inisial T yang disebut-sebut Benny, sampai saat ini belum terbukti. Lantaran apa yang disampaikan oleh Benny terkait sosok T tidak memiliki bukti.
"Karena yang bersangkutan (Benny) yang menyampaikan inisial T itu ternyata juga enggak ada," kata Djuhandhani.
Karena itu, Djuhandani menegaskan, terkait dengan sosok inisial T, pihaknya tidak mau berspekulasi. Pasalnya, keterangan Benny sendiri sudah tidak dapat digali lagi, karena informasi soal inisial T yang dimaksud didapat dari orang yang kini sudah meninggal.
"Ternyata tadi diralat bahwa itu tidak benar, yang benar adalah dari Pak Joko Purwanto, almarhum. Jadi sampai sekarang pun tentu tidak bisa kita buktikan siapa T dan kita tidak bisa berandai-andai," ucap Djuhandhani.
"Motivasi, tentu saja kita tanyakan yang bersangkutan tidak bisa menjelaskan lebih lanjut. Silakan tanyakan ke yang bersangkutan. Saya rasa cukuplah (panggil Benny Rhamdani)," tambah Djuhandani.
Perang memberantas judi online terus dilakukan. Tak main-main menurut data PPATK, perputaran uang di bisnis judi online telah mencapai lebih dari Rp320 triliun. Menurut Kepala BP2MI, Benny Rhamdani salah satu pengendali judi online di Tanah Air beri...
TEMPO.CO, Jakarta - Sederet nama purnawirawan jenderal mantan petinggi TNI dan Polri menjadi tim pemenangan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen, di pemilihan gubernur atau Pilgub Jateng 2024.
Mereka yakni Letjen TNI (Purn) AM Putranto, mantan KSAD Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman, mantan Gubernur Jawa Tengah Letjen TNI (Purn) Bibit Waluyo, mantan Kapolri Jenderal (Purn) Sutarman, hingga mantan Wakapolri Komjen (Purn) Ari Dono Sukmanto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AM Putranto, yang juga merupakan Asisten Khusus Menteri Pertahanan (Menhan) ditunjuk menjadi ketua tim. Penunjukan itu disebut langsung dititahkan oleh presiden terpilih di Pilpres 2024 itu.
“Saya ditugasi Pak Prabowo untuk membantu memenangkan pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen,” kata Putranto saat deklarasi pembentukan tim pemenangan di Semarang pada Sabtu, 7 September 2024.
Lantas seperti apakah sosok para purnawirawan jenderal mantan petinggi TNI dan Polri di tim pemenangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen dalam Pilgub Jateng 2024 ini
1. Letjen TNI (Purn) AM Putranto
Letjen TNI (Purn) AM Putranto adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) 1987 yang berpengalaman dalam korps tempur Infanteri TNI AD. Dia lahir di Jember, Jawa Timur pada 26 Februari 1964. Pangkat pertama militernya adalah Letnan Dua Infanteri. Sedangkan pangkat terakhirnya yaitu Letnan Jenderal (Letjen) TNI dengan jabatan Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan (Kodiklat) TNI AD.
Sejak tamat dari Akmil, pemilik nama lengkap Anto Mukti Putranto ini ditugaskan dalam operasi-operasi militer, baik di dalam negeri maupun kancah internasional. Dia sempat menjadi bagian dari Satuan Tugas Batalyon Mekanis Kontingen (Satgas Yonmek Konga) XXIII-B/UNIFIL di Lebanon Selatan pada 2007 dan Operasi Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Republik Indonesia-Papua Nugini pada 2000.
Pada Maret lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk AM Putranto sebagai Komisaris Independen PT Pindad (Persero) pada Senin, 18 Maret 2024. Putranto menggantikan Mayjen TNI (Purn) Sakkan Tampubolon yang diberhentikan dengan hormat dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) holding BUMN industri pertahanan DEFEND ID.
2. Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman
Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman merupakan pria kelahiran Bandung, Jawa Barat pada 16 November 1965 silam itu menjabat Wakil Gubernur Akmil pada 2015 hingga 2016. Dari sana, peningkatan jabatannya terus berjalan lancar. Ia naik menjadi Staf Khusus KASAD selama setahun, kemudian Wakil Asisten Teritorial (Waaster) KASAD setelahnya.
Setelah itu, Dudung langsung diangkat menjadi Gubernur Akmil pada 2018. Posisi ini ia jabat selama dua tahun. Hingga pada Agustus 2020 lalu, Dudung dilantik menjadi Pangdam Jaya oleh KASAD Jenderal Andika Perkasa. Kemudian pada Juni 2021, Dudung diangkat menjadi Pangkostrad. Dia dilantik sebagai KASAD pada 17 November 2021 dan menjabat hingga 25 Oktober 2023.
3. Letjen TNI (Purn) Bibit Waluyo
Letnan Jenderal TNI (Purn) Bibit Waluyo, lahir 5 Agustus 1949), adalah seorang politikus Indonesia dan mantan perwira tinggi militer, yang menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah dari 2008 hingga 2013.
Sebelum terjun ke dunia politik, ia adalah seorang perwira di TNI, naik pangkat menjadi letnan jenderal dan terus memegang komando Kodam Jaya.
Karier militernya diawali setelah lulus dari AKABRI Darat Magelang pada 1972. Karier Bibit di bidang militer secara berjenjang diawali sebagai Komandan Peleton Tempur Kodam II/Bukit Barisan (1973) dengan pangkat Letnan Dua.
Sejak saat itu kariernya terus menanjak serta diberi kepercayaan untuk menjabat sebagai Komandan Batalyon Infanteri 407/Padma Kusuma (1986 – 1988) yang berhasil dengan sukses melakukan tugas operasi di Timor Timur.
Puncak kariernya di milite adalah ketika menjabat Panglima Kostrad periode 3 Juli 2002 sampai dengan 3 November 2004.
Sebelum jadi gubernur, dia pernah menjadi Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Fraksi Utusan Daerah Lampung (1997–1998).
4. Jenderal (Purn) Sutarman
Sutarman adalah Kapolri periode 2013-2015. Dia lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah, pada 5 Oktober 1957. Sebelum menjadi Kapolri, Sutarman adalah Kepala Badan Reserse Kriminal pengganti Ito Sumardi, yang pensiun pada Juni 2011.
Kariernya di Kepolisian dimulai pada 1982, sebagai Kepala Staf Lalu Lintas Kepolisian Resor Bandung. Tak lama di situ, Sutarman naik menjadi Kepala Kepolisian Sektor Dayeuh, Bandung.
Karier lulusan Akpol 1981 ini melejit setelah menjadi ajudan Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada 2000. Memikul pangkat perwira menengah di pundaknya, pada 2004 Sutarman dipercaya menjadi Kepala Kepolisian Wilayah Kota Besar Surabaya.
Kemudian berturut-turut ia menjadi Kapolda Kepulauan Riau, Kepala Sekolah Calon Perwira, Kapolda Jawa Barat, Kapolda Metro Jaya, sampai akhirnya menjadi Kepala Badan Reserse Kriminal Polri sejak 6 Juli 2011.
Ia menjadi calon tunggal Kapolri setelah diajukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada DPR-RI pada Jumat, tanggal 27 September 2013. Pada 16 Januari 2015, Sutarman diberhentikan secara terhormat dan digantikan oleh Plt. Badrodin Haiti.
5. Komjen (Purn) Ari Dono Sukmanto
Ari Dono Sukmanto lahir di Bogor, Jawa Barat, 23 Desember 1961. Ia pernah menduduki jabatan sebagai Kepala Bareskrim Polri pada Maret 2016 dan Kepala Direktorat Tindak Pidana Umum Badan Reserse Kriminal Polri pada 2011.
Pada 2014, lulusan Akademi Kepolisian 1985 ini ditunjuk menjadi Staf Ahli Manjemen Polri. Ari Dono juga pernah menjadi Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah pada 2013-2014.
Lebih lanjut, dalam perjalanan kariernya, Ari Dono pernah menangani beberapa kasus besar di Indonesia, salah satunya kasus Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang menjadi tersangka perkara penistaan agama, saat itu Ari Dono menjadi Kabareskrim.
Ari Dono menetapkan status tersangka pada Ahok setelah mayoritas peyidik berpendapat perkera tersebut harus diselesaikan di meja hijau. “Meski hasilnya tidak bulat, tapi didominasi oleh pendapat yang menyatakan perkara ini harus diselesaikan di pengadilan,” kata Ari Dono pada November 2016 kepada Tempo.
Selain itu, ia juga menangani kasus penyerangan air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan pada 2017.
Ari Dono Sukmanto merupakan Kapolri yang menjabat paling singkat dalam sejarah kepolisian Indonesia. Dia menjabat antara 23 Oktober 2019 hingga 1 November 2019 alias 1 pekan 2 hari.
Saat itu, Ari Dono yang berkedudukan sebagai Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia atau Wakapolri naik menjadi Kapolri sebagai pelaksana tugas. Dia menggantikan Tito Karnavian, sampai ditetapkannya Kapolri baru.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | SAPTO YUNUS | EKO ARI WIBOWO | NI KADEK TRISNA CINTYA DEWI | TAUFIQ SIDDIQ | SULTAN ABDURRAHMAN